Indikator Pembangunan
PENDEKATAN PENDAPATAN PER KAPITA
Pendapatan per kapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakatyang sudah terjadi diantara berbagai Negara.
Pembangunan itu bukan hanya sekedar meningkatkan pendapatan rill saja, tetapi kenaikan tersebut harus berkesinambungan dan mantap serta harus disertai pula oleh perubahan-perubahansikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.
Pendekatan ini juga mempunyai suatu kelebihan pada raison d’etre dari pembangunan, yaitu kenaikan tingkat hidup dan kemiskinan.
Disimpulkan bahwa pendapatan perkapita masih tetap bisa digunakansebagai suatu titik awal untuk mengklasifikasikan tingkat-tingkat pembanguna, dan sudah tentu pula bisa digunakan untuk identifikasi kebutuhan pembangunan.
KELEMAHAN UMUM PENDEKATAN PENDAPATAN PER KAPITA
Kelemahan pembangunan (indeks kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di tentukan oleh besarnya pendapatan perkapita masyarakat tersebut.
Factor-faktor lain diluar tingkat pendapatan kesejahteraan merek. Factor-faktor non ekonomi seperti : adat istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, dan ada/ tidaknya kebebasan mengeluarkan pendapat dan bertindak merupakan beberapa contoh yang akan menimbulkan perbedaan tingkat kesejahteraan di Negara-negara yang mempunyai pendapatan perkapita yang tidak banyak berbeda. Kesejahteraan masyarakat itu merupakan suatu hal yang bersifat subyektif. Tiap orang mempunyai pandangan hidup, tujuan hidup dan cara-cara hidup yang berbeda.
Disitu pihak pembangunan ekonomi akan mempertinggi kesejahteraan masyarakat, tetapi dilain pihak tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi ini harus dicapai dengan beberapa pengorbanan dalam perilaku hidup masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Arthur Lewis:…like everything else, economic growthhas its costs” yang berarti bahwa pembangunan ekonomi disamping member manfaat kepada masyarakat, juga membutuhkan pengorbanan-pengorbanan.
KELEMAHAN METODOLOGIS PENDEKATAN PENDAPATAN PER KAPITA
Lebih khusus. Nilai pendapatan per kapita sebagai indeks untuk menunjukkan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang (gap) tingkat kesejahteraan antar masyarakat mempunyai kelemahan. Kelemahan itu timbul karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan Negara: struktur umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang (kurs) dengan mata uang dolar Amerika Serikat. Distribusi pendapatan merupakan factor penting lainnya yang menentukan kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat perbandingan-perbandingan GNP per kapita, pertumbuhannya, dan jumlah penduduk beberapa
Pola pengeluaran masyarakat diberbagai NSB kadang-kadang sangat berbeda dan perbedaan ini menyebabkan dua Negara yang pendapatan per kapitanya sama belum tentu menikmati tingkat kesejahteraan yang sama. Perbedaan iklim juga menimbulkan pola pengeluaran masyarakat dinegara-negara maju dan NSB. Komposisi produk nasional yang berbeda juga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dua masyarakat yang mempunyai pendpatan perkapita yang sama. Metode perhitungan pendapatan nasioanal ini bersifat agregatif sehingga tidak dapat menunjukan perubahan-perubahan serta distribusi antar sektor. Misalnya, jika sektor pertanian merupakan 50 persen dari GNP dan sektor non-pertanian juga 50 persen dari GNP, maka jika GNP tumbuh dengan 10 persen per tahun, kemungkinan distribusinya dapat
Kombinasi D menunjukan adanya kemandegan (stagnasi) disektor pertanian. Keadaan ini bisa menunjukan bahwa pembangunan di sektor pertanian mengalami kegagalan. Padahal seperti diketahui sebagian besar penduduk di NSB hidup dari dan disektor pertanian. Keadaan ini pada akhirnya akan mengakibatkan tingkat kesejahteraan tingkat kesejahteraan penduduk di sektor tersebut semakin buruk.
Metode penghitungan pendapatan nasional dengan anggapan harga pasar merupakan nilai sosial dari suatu barang tidak selalu benar. Contohnya petani yang menghasilkan produk kemudian produk tersebut dikonsumsi sendiri hal tersebut akan merendahkan pendapatan per kapitanya karena barang tersebut tidak selalu dijual.
Usher (1963) telah mengestimasi bahwa perbandingan pendapatan per kapita antar Inggris dan Thailand adalah 13,06, sementara itu Millikan (1950) telah melakukan pula perhitungan kembali pendapatan perkapita di asia diluar timur tengah pada permulaan tahun 1950-an. Menurut perhotungan cara biasa, pendapatan per kapita daerah tersebut adalah US $ 58, tetapi menurut taksiran Milikan, daerah itu pendapatan perkapitanya mencapai US $ 19. Untuk daerah Afrika dengan cara perhitungan yang biasa, nilai pendapatan perkapita daerah itu adalah US $ 48.
Penaksiran yang salah terhadap tingkat pendapatan per kapita NSB itu disebabkan oleh ketidak sempurnaan dalam perhitungan pendapatan nasional dan pendapatan perkap[ita itu sendiri. Ketidak sempurnaan itu disebabkan oleh adanya masalahdalam menentukan jenis-jenis kegiatanyang dimaksudkan dalam pendapatan nasional dan adanya kesulitan dalammenukar pendapatan per kapita dalam mata uang Negara yang bersangkutan kedalam mata uang dollar.
Kesilitan dalam menentukan jenis-jenis kegiatan yang dimaksukkan ke dalam pendapatan nasional biasanya kegiatan yang hasilnya dijual ke pasar.
INDIKATOR NON-MONETER
Beckerman membedakan berbagai tingkat kesejahteraan ke dalam 3 kelompok :
Kelompok Pertama merupakan usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua atau beberapa Negara dengan memperbaiki cara-cara yang dilaksanakan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Dipelopori oleh Colin Clark dan selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis. Kelompok Kedua adalah usaha untuk membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang dibandingkan dengan mempertimbangkan pembedaan tingkat harga disetiap Negara. Kelompok Ketiga adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seprti : jumlah kendaraan bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang bersekolah dsb. Usaha ini di pelopori oleh Bannet
Untuk memperbaiki kelemahan tersebut mereka menghitung kembali pendapatan nasional Negara-negara Eropa berdasarkan harga-harga di Amerika Serikat. Namun demikian, cara yang baru ini memerlukan data yang lengkap untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan kembali pendapatan nasional dinilai berdasarkan pada tingkat hatga-harga dinegara lain. Beckerman mengemukakan cara lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat diberbagai Negara yaitu dengan menggunakan data yang bukan bersifat moneter indeks kesejahteraan masyarakat di tiap-tiap Negara. Cara ini dinamakan “Indikator non-moneteryang Disederhanakan” .
Indeks tingkat kesejahteraan dari setiap Negara ditentukan berdasarkan tingkat jumlah persediaan beberapa jenis yang datanya dapat diperoleh di NSB :
1. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg).
2. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikaliakan 10 (ton).
3. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun.
4. Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10.
5. Jumlah persediaan telepon dikalikan 10.
6. Jumlah persedian berbagai jenis kendaraan.
7. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg).
Usaha lain untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antar Negara telah dilakukan pula oleh UNRISD pada tahun 1970. NSB berdasarkan kepada sifat dari 18 jenis data berikut ditiap-tiap Negara:
1. Tingkat harapan hidup.
2. Konsumsi protein hewanin perkapita.
3. Persemtase anak-anak yang belajar disekolah dasar dan menengah.
4. Persentase anak-anak yang belajar disekolah kejuruan.
5. Jumlah surat kabar.
6. Jumlah telepon.
7. Jumlah radio.
8. Jumlah penduduk di kota-kota yang mempunyai 20.000 penduduk atau lebih.
9. Persentase laki-laki dewasa disektor pertanian.
10. Persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor listrik, gas, air, kesehatan, pengangkutan, pergudangan dan komunikasi.
11. Persentasi tenaga kerja yang memperoleh gaji.
12. Persentase produk domestic bruto yang berasal dari industri-industri pengolahan.
13. Konsumsi energy per kapita.
14. Konsumsi listrik per kapita.
15. Konsumsi baja per kapita.
16. Nilai perkapita perdagangan luar negri.
17. Produk pertanian rata-ratadari pekerja laki-laki di sektor pertanian.
18. Pendapatan per kapita Produk Nasional Bruto
INDIKATOR KESEJAHTERAAN EKONOMI BERSIH
Suatu perkembangan baru mengenai indicator kesejahteraan dikemukakan oleh William Nardhaus dan james Tobin (1972). Mereka menyempurnakan nilai-nilai GNP dalam upaya untuk memperoleh suatu indicator ekonomi yang lebih baik yaitu dengan mengenakan konsep Net Economic Walfare (NEW). Koreksi positif mengharuskan kita untuk memperhatikan waktu senggang dan perkembangan sektor ekonomi informal. Koreksi positif lainnya adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Seperti diketahui, pada masa sekarang ini perkembangan sektor ekonomi informal sangat pesat.
Sementara itu, Koreksi Negatif adalah berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, dengan melandakan diri pada indicator yang lebih terpadu seperti NEW ini, maka masyarakat atau pemerintah dimanapun diharapkan akan lebih tepat menentukan prioritasnya dalam pembangunan nasional. Pertumbuhan suatu bangsa ebaiknya tidak semata-mata hanya dikaitkan dengan peningkatan secara lahir (fisik) saja. Perekonomian seyogyanya mengarah pada tujuan yang lebih luas, seperti keseimbangan antara waktu kerja dan waktu senggang, atau pemanfaatan sumberdaya secara lebih baikagar pencernaan lingkungan bisa dihindari.
SUMBER : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_pembangunan/bab_2_indikator_pembangunan.pdf